Rabu, September 08, 2010

Diskusi Berkala (Geliat Lima Tahun Rokan Hilir)

Menjelang helat Akbar politik Kabupaten Rokan Hilir, saya mengajak rekan dan teman teman semua untuk memberikan sedikit afresiasinya, dengan pemikiran yang jernih memotret apa yang telah dihasilkan daerah ini selama lima tahun perjalannnya, minimal hasil diskusi ini dapat menjadi sebuah pemikiran bersama untuk Rokan Hilir kedepan bagi pemimpin baru nantinya.

Namun tanpa mengurangi rasa hormat, sebaiknya diskusi kali ini akan diawali dengan prolog tentang beberapa agenda yang kita anggap penting untuk didiskusikan, Pertama, Pembangunan bidang ke Pemudaan, Kedua, Pembangunan bidang Struktur dan Infra struktur, tiga Pembangunan bidang Agama dan Budaya, Empat Pembangunan bidang Pendidikan, dan Kelima pembangunan bidang ekonomi masyarakat.

Prolog Diskusi
  1. Pembangunan Kepemudaan
Berbicara masalah pemuda maka tidak lepas bicara tentang masa depan bangsa, hal ini tidak dapat dipungkiri, sejarah telah membuktikan akan hal itu, yang dimulai dengan gerakan Bung Tomo (yang kita kenal dengan angkatan tahun 20 an), sampai pada gerakan 98 dengan munculnya Reformasi juga dikomando para pemuda yang bergabung dalam gerakan teman-teman Mahasiswa.

Dengan rentang sejarah ini, agaknya mengedepankan pembangunan pemuda disatu daerah sangatlah penting, artinya bidang ini sama dengan mempersiapkan masa dengan sebuah daerah yang lebih baik, inilah yang ingin kita diskusikan pada diskusi seri pertama, sejauh mana pemerintahan H. Annas Ma'amun selama ini melakukan pembinaan dan pembangunan dibidang kepemudaan.

Pembangunan kepemudaan rasanya tidak cukup hanya dengan memberikan dana suntikan, tanpa memberikan peluang yang sama untuk membangun daerah, selama ini Akses pembangunan bidang kepemudaan baik melalui wadah berhimpun KNPI dan OKP nasional dan Lokal baru setakat santuanan dana, belum mengarah pada program-program pembinaan generasi muda secara menyeluruh, seperti pelatihan-pelatihan kepemimpinan pemuda yang dapat menjadi bekal bagi kader kader pemuda yang lebih baik kedepan tentunya.

Sisi lain, dengan pola santunan inipun menjadikan hampir semua wadah kepemudaan menjadi lembaga yang kurang mandiri atau lebih tragisnya hanya menjadi forum bersama saja, sehingga ideologi pembangunan bagi pemuda tidak tertanam dengan baik, hal ini dapat kita lihat setiap kegiatan kenegaraan pemuda hanya dijadikan peserta serimonial belaka, tanpa melakukan dialog yang dapat menjadikan mereka sebagai pelaku dari pembangunan itu sendiri. Dan tentu saja OKP hanya menjadi wadah pengembira belaka.

Tentu saja hal ini perlu menjadi pikiran kita bersama, dalam perjalanan Kabupaten Rokan Hilir yang telah berumur 11 tahun Gerakan pemuda masih berjalan ditempat kalau tidak dapat dikatakan mati suri sama sekali, sangat wajar kedepan Pemuda dapat menjadi lokomotif dari pembangunan Rokan Hilir yang lagi digalakkan oleh Pemerintah daerah, semoga...!

ditulis oleh : Mardhiah Abwar

Jumat, Februari 26, 2010

Polda Riau Terjunkan Forensik ke Rohil


Kamis, 25/02/2010 23:52 WIB

Menguak Tabir Kematian Perawan Desa

BAGANSIAPIAPI-Kematian perawan desa, Mardiana (21) gadis kembang Desa Labuhan Tangga Besar Hulu Kec Bangko Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, akhirnya diusut tuntas. Tim Biddokkes Polda Riau dan Dedi Afandi,Sp.F (dokter forensik) membongkar mayat Mardiana di lahan perkuburan muslim, Kamis (25/2/2010).

Keinginan masyarakat agar otopsi mayat pertama sekali dilakukan di Rohil tersebut dapat menguak tabir kematiannya. Tampak dilokasi perkuburan, Hasanuddin Penghulu Labuhan Tangga Besar Hulu, H Syafri Yunan alias H Peli anggota Komisi I DPRD Rohil, Muslim dari pihak LSM, Sutejo SH dari LBH Amanat Rokan, Aparat dari Polres Rohil dan Polsek Bangko yang mengawasi proses otopsi, tokoh masyarakat yang mengikuti prosesi penggalian kubur dan pengangkatan mayat tersebut untuk diperiksa oleh tim forensik Polda Riau.

Penghulu Labuhan Tangga Besar Hulu Hasanuddin, ketika ditemui mengatakan bahwa dengan adanya otopsi ini maka dapat ditarik benang merah penyebab kematian korban. Dikatakannya penggalian kubur dan membuat tempat dilaksanakannya pembedahan mayat tersebut atas partisipasi masyarakat dan keluarga korban, hingga pelaksanaan penguburannya kembali.

Sementara itu Mahdar (53) datuk dari korban menginginkan juga hal yang sama agar pihak forensik Polda Riau bertindak independen untuk mengungkap fakta yang sebenarnya apa penyebab kematian korban.

Ia menjelaskan, bahwa kematian korban yang dianggap tidak wajar karena mengeluarkan busa dari mulut dan hidung serta darah sehingga pihak keluarga menginginkan kasus tersebut diusut tuntas.

Dijelasakannya, pernah utusan saksi mendatangi keluarga korban agar kasus ini jangan dibeberkan ke publik dan minta diselesaikan secara damai kekeluargaan. "Pihak keluarga korban diminta mentarifkan harga jika kasus ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Mahdar kepada Potretnews.Com, Kamis (25/2/2010).

Sedangkan H Syafri Yunan atau biasa dipanggil H Peli anggota Komisi I DPRD Rohil yang diminta tanggapannya dilokasi mengatakan bahwa dengan hasil otopsi ini mudah-mudahan dapat menemukan sesuatu kebenaran oleh keluarga korban.

"Mudah-mudahan dengan hasil forensik membuat keluarga dan masyarakat menerimanya dengan lapang dada meskinpun apapun keputusannya. Kejadian ini (otopsi-red) merupakan yang pertama sekali terjadi di Kabupaten Rokan Hilir. Semoga dengan keputusan tersebut diterima dengan ikhlas dan juga semoga almarhumah dapat diterima disisi Nya," ujar H Peli.

H.Peli juga menginginkan agar pihak media memberitakan sesuai dengan apa yang disaksikan dilapangan. Ia mengharapkan juga, tim forensik ini dapat mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

"Bila dianggap ada kekurangan saat dilakukan otopsi ini diharapkan pihak keluarga siap menerimanya. Kita hanya mengharap dapat mengungkap fakta yang sebenarnya terhadap kasus yang dicurigai oleh masyarakat ini," terangnya. Sedangkan Sutejo,SH dari LBH Amanat Rokan juga menginginkan hal yang sama agar kasus tersebut diusut secara tuntas sehingga tidak ada lagi alibi dari masyarakat tentang penyebab kematian perawan desa tersebut yang tidak terungkap.

"Kita minta hasil forensik Polri tentang kematian perawan desa ini dapat mengungkap motif penyebab kematian korban yang tiba-tiba tersebut. Sebab dengan hasil itu nanti jelas dapat diketahui penyebabnya. Karena dengan dasar itu pihak Polri akan dapat lebih maksimal mengungkap si pelaku yang diduga kuat melakukan perbuatan keji tersebut. Karena diduga si pelaku menggunakan sejenis psikotropika sehingga diduga korban overdosis,” ujar Sutejo yang diidampingi sekretarisnya Muslim.

Ia melanjutkan, pihak Polri dalam menangani kasus ini secara independen sehingga tidak terjadi diskriminasi. Dedi Afandi SpF dokter forensik yang menangani otopsi mayat tersebut mengatakan bahwa hasil dari forensik belum bisa diketahui karena harus dibawa dahulu ke laboratorium forensik di Jakarta dan akan ada pemberitahuan secara resmi yang dikirimkan ke Polsek Bangko. (Jaka)

sumber : Potretnews